Masalah Keputihan…
KEPUTIHAN
Keputihan
atau “Flour Albus” merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita.
Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa
gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir kemaluan bagian luar. Yang
sering menyebabkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur, atau
juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke
saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang
air kecil.
GEJALA KEPUTIHAN
Keluarnya
cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina.
Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang berbusa. Mungkin
gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid pada wanita
tertentu.
Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya.
Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh plasenta.
Gadis muda terkadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya.
Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh plasenta.
Gadis muda terkadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
PENYEBAB KEPUTIHAN
Keputihan
pada wanita sebenarnya merupakan reaksi yang keluar karena suatu
rangsangan, seperti halnya pilek atau batuk atau gatal-gatal pada kulit.
Banyak penyebab keputihan, dari yang bersifat psikologis (stress)
sampai yang bersifat organic (jamur, virus, bakteri), atau mungkin
karena faktor hormonal (menjelang/sedudah mens, masa subur). Cara
pengobatannya tentu tergantung pada penyebabnya, bila karena infeksi,
diberikan anti infeksi (antibiotika, antijamur, dsb), bila karena faktor
psikologis maka harus dicari dan diselesaikan penyebabnya, dan kalau
karena faktor hormonal, maka selama tidak menimbulkan infeksi biasanya
akan hilang dengan sendirinya.
Dengan
memperhatikan cairan yang keluar, terkadang dapat diketahui penyebab
keputihan. Infeksi gonnorhoe misalnya, menghasilkan cairan kental,
bernanah, dan berwarna kuning kehijauan. Sedang parasit trichomonas
vaginalis menghasilkan banyak cairan encer berwarna kuning kelabu. Bila
disertai bau busuk, kemungkinan disebabkan oleh kanker.
Beberapa
faktor lain yang dapat memicu terjadinya keputihan adalah faktor
predisposisi, yakni faktor-faktor yang terjadi karena faktor kebiasaan
atau imbas dari pola konsumsi atau penyakit lain yang diderita.
Faktor-faktor predisposisi ini misalnya efek dari penggunaan pakaian
ketat yang berbahan dasar nilon, efek penggunaan alat kontrasepsi, atau
efek hormonal khusus seperti pada masa kehamilan. Contoh lain misalnya
karena pengaruh dari diabetes, seorang penderita diabetes juga
berpotensi untuk mengalami keputihan. Selain itu, efek penggunaan
antibiotik (yang berspektrum luas) dalam kurun waktu yang lama seperti
tetrasiklin, ampisilin, dan selfarosporin oral, juga dapat memicu
keputihan ini.
APAKAH KEPUTIHAN ADALAH SUATU KEWAJARAN…???
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa adakalanya keputihan bisa
dianggap sebagai hal biasa, namun hal ini hanya berlaku pada kasus-kasus
keputihan yang disebabkan karena faktor sirkulasi hormonal. Akan tetapi
keputihan-keputihan yang terjadi karena faktor di luar faktor sirkulasi
hormonal, maka dapat disebut sebagai penyakit atau bahkan merupakan
sebuah indikasi ancaman atas keselamatan si penderita.
Dari
sekian banyak penyebab atau pemicu keputihan, dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar penyebab selalu berhubungan dengan infeksi yang
disebabkan oleh candida (jamur). Maka dalam konteks ini, salah satu cara
paling efektif dalam upaya mengantisipasi penyakit keputihan ini adalah
dengan cara menciptakan lingkungan yang basa di setiap wilayah yang
dimungkinkan untuk dihinggapi/bertumbuhkembangnya candida.
Cara
sederhana dalam upaya ini adalah dengan menjadikan tubuh menjadi basa.
Upaya ini akan lebih power full jika dilakukan dengan melakukan
upaya-upaya pem-BASA-an diri melalui jalur internal dan eksternal. Cara
internal untuk menciptakan tubuh menjadi basa adalah dengan cara
mengkonsumsi makanan dan minuman yang basa (beralkali), sedangkan cara
eksternal dapat ditempuh dengan cara membasuh/membaluri kulit (wilayah
tubuh bagian luar) dengan cairan-cairan basa yang berkualitas.
Indahnya Bisa Berbagi…